Samsung luncurkan pembaruan One UI 6.1.1

Samsung luncurkan pembaruan One UI 6.1.1

Samsung luncurkan pembaruan One UI 6.1.1, untuk perangkat Galaxy: Apa yang baru?. Samsung telah secara resmi mulai meluncurkan pembaruan One UI 6.1.1 untuk perangkat Galaxy tertentu, termasuk seri Galaxy S24. Pembaruan ini didasarkan pada Android 14 dan menambahkan fitur AI baru, peningkatan pada Samsung Notes, dan perubahan sistem.

Setelah diluncurkan pada Galaxy Z Fold 6 dan Flip 6 bulan lalu, Samsung telah mulai meluncurkan pembaruan One UI 6.1.1 untuk smartphone Galaxy tertentu. Pada konferensi pers yang diadakan hari ini di IFA 2024, secara resmi dikonfirmasi bahwa pembaruan sudah tersedia untuk perangkat seri Galaxy S24, dan di beberapa wilayah dilengkapi dengan patch keamanan September 2024.

Samsung luncurkan pembaruan One UI 6.1.1:

Apa yang Baru?

Pembaruan One UI 6.1.1 masih didasarkan pada Android 14 dan menyertakan sejumlah fitur baru terkait AI, serta perubahan sistem. Fitur AI baru termasuk Mode Dengarkan di aplikasi Interpreter, Composer for Spelling Assistant, dan Answered yang Disarankan, yang sebelumnya eksklusif untuk Galaxy Z Flip 6 tetapi sekarang akan tersedia di perangkat lain tertentu, seperti seri Galaxy S24.
Selain itu, Samsung Notes telah menambahkan fitur “Terjemahkan Hamparan PDF”, yang meningkatkan fungsionalitas Note Assist. Ada juga fitur “Sketch to Image” yang memungkinkan Anda menambahkan elemen baru ke gambar yang ada berdasarkan sketsa sederhana.

Samsung luncurkan pembaruan One UI 6.1.1

Image Courtesy: By Samsung

Perangkat Galaxy mana yang akan mendapatkan pembaruan?

Samsung telah secara resmi mengonfirmasi bahwa sekitar selusin perangkat Galaxy akan menerima pembaruan One UI 6.1.1 selama bulan September. Berikut adalah daftar model yang akan menjadi yang pertama menikmati antarmuka baru:

  • Galaksi S24
  • Galaksi S24+
  • Galaxy S24 Ultra
  • Galaksi S23
  • Galaksi S23+
  • Galaxy S23 Ultra
  • Galaksi S23 FE
  • Galaxy Z Lipat 5
  • Galaxy Z Flip 5
  • Galaxy Tab S9
  • Galaxy Tab S9+
  • Galaxy Tab S9 Ultra

Pembaruan telah mulai diluncurkan di Korea pada 5 September, dan akan tiba di Amerika Utara dan Eropa mulai 9 September 2024.

Harapan Baru di One UI 7:

Dengan dimulainya distribusi One UI 6.1.1, ada kemungkinan peluncuran versi beta dari pembaruan berikutnya – One UI 7.
Fitur baru smartphone Samsung dengan One UI 7 berbasis Android 15 terungkap.

Menurut bocoran, One UI 7 berbasis Android 15 akan membawa perubahan signifikan pada perangkat Samsung Galaxy. Fitur baru termasuk ikon aplikasi yang didesain ulang, animasi pengisian daya yang ditingkatkan, antarmuka kamera yang diperbarui, dukungan SMS 5G, dan widget tambahan.

Menurut beberapa bocoran, One UI versi selanjutnya berbasis Android 15 akan membawa perubahan drastis pada ponsel Samsung. Informan yang andal telah membagikan semua fitur dan pengaturan baru yang akan ditambahkan ke perangkat Galaxy dengan pembaruan One UI 7.

Penggemar IceUniverse membagikan dugaan changelog pembaruan One UI 7 di Weibo, menyoroti semua perubahan, fitur, dan penyesuaian yang harus diperkenalkan Samsung dalam pembaruan One UI. One UI 7 akan mendapatkan ikon aplikasi baru, ikon baterai baru dengan animasi pengisian daya baru di layar kunci, antarmuka aplikasi kamera baru, dan animasi baru.

Daftar lengkap perubahan di One UI 7:

  • Ikon aplikasi sistem yang diganti baru
  • Menambahkan antarmuka latar belakang baru
  • Menambahkan area kontrol baru di bagian bawah layar kunci
  • Menerapkan penyesuaian ikon pintasan di sudut kiri dan kanan layar kunci
  • Panel drop-down pintasan dan notifikasi sekarang dapat independen atau digabungkan
  • Kontrol di sudut kiri atas bilah notifikasi dapat mengontrol sejumlah besar aplikasi
  • Menambahkan animasi yang dapat diinterupsi yang dioptimalkan untuk membuka dan menutup animasi aplikasi
  • Menambahkan ikon baterai baru dan panel animasi pengisian daya
  • Menambahkan antarmuka kamera baru
  • Menambahkan pesan SMS 5G
  • Menambahkan animasi pop-up baru dan animasi penutupan notifikasi
  • Menambahkan animasi membuka kunci
  • Menambahkan klik tombol baru dan animasi pengembalian halaman
  • Menambahkan sejumlah besar widget desktop dengan ukuran berbeda
  • Menambahkan widget layar kunci
  • Menambahkan folder besar

Di versi berikutnya dari One UI 7, perubahan baru akan ditambahkan. Tanggal rilis beta telah ditunda.
Pengguna juga akan dapat memilih gaya panel Pengaturan Cepat dan Notifikasi yang mereka sukai. Di One UI 7, Samsung diharapkan untuk memisahkan pengaturan cepat dan panel notifikasi. Selain itu, pengguna akan dapat menyesuaikan ikon aplikasi dan folder menggunakan gambar pribadi.

Baru-baru ini, bocoran bahwa laci aplikasi di One UI 7 akan menyertakan bilah pencarian bawah, sehingga lebih mudah dioperasikan dengan satu tangan. Namun, Samsung tidak mungkin memperkenalkan laci aplikasi yang bergulir secara vertikal di One UI 7 seperti yang berspekulasi sebelumnya.
Samsung dikabarkan akan meluncurkan versi Apple sendiri dari “Dynamic Island.” Program open beta One UI 7 telah ditunda dan mungkin dimulai pada minggu ketiga bulan Agustus 2024.

 

Editor By:

Admin

Xiaomi MIUI 15 Android 14

Xiaomi MIUI 15 Android 14

Xiaomi MIUI 15 Android 14, Yang mana smartphone Xiaomi, Poco dan Redmi akan mendapat update MIUI 15 berbasis Android 14, Xiaomi sedang bersiap untuk merilis pembaruan MIUI 15 berbasis Android 14 untuk merek smartphone-nya: Xiaomi, Poco dan Redmi. Mari kita lihat perangkat mana yang akan menerima MIUI versi baru.


Setiap tahun, produsen ponsel pintar Android merilis pembaruan perangkat lunak mereka berdasarkan sistem operasi Android baru. Salah satu pemimpin dalam arah ini adalah Xiaomi dengan mereknya Xiaomi, Poco dan Redmi. Baru-baru ini, diketahui tentang rilis pembaruan MIUI 15 berbasis Android 14 yang akan datang . Pada artikel ini kami akan memberi tahu Anda model ponsel cerdas mana yang kemungkinan akan menerima dan tidak menerima pembaruan ini.
Situs web XiaomiUI telah menerbitkan daftar perangkat merek Xiaomi, Poco, dan Redmi yang kemungkinan akan menerima pembaruan ke MIUI 15. Daftar ponsel cerdas yang penggunanya tidak dapat mengandalkan pembaruan ini juga disajikan.

 

Xiaomi MIUI 15 Berbasis Android 14 adalah:

Perangkat Xiaomi yang akan diperbarui ke MIUI 15

  • Xiaomi 13T / 13T Pro
  • Xiaomi MIX FOLD 1 / 2 / 3
  • Xiaomi Civi 1 / 15 / 2 / 3
  • Xiaomi Pad 6 / Pro / Max
  • Xiaomi 13 / Pro / Lite / Ultra
  • Xiaomi 12 / 12X / 12T / 12 Pro / 12S Ultra
  • Xiaomi 12T Pro / 12S / 12S Pro / Lite
  • Xiaomi 125 Dimensity
  • Xiaomi Pad 5 / Pro
  • Xiaomi 11 / Hypercharge
  • Xiaomi Mi 11 / 11X / 11X Pro / 11 / Pro / LE
  • Xiaomi 11 Ultra / Lite 4G / Lite NE / Lite 5G

Perangkat Redmi yang akan diperbarui ke MIUI 15

  • Redmi Pad / SE
  • Redmi K40 / Pro / Pro + / Gaming
  • Redmi Note 10 5G / Redmi Note 10 Pro
  • Redmi Note 10S / Note 10 Pro 5G
  • Redmi 10 / Prime
  • Redmi Note 11 / Pro / + / 4G / 11T / Pro 5G / Prot
  • Redmi Note 11 Pro 5G / 11E / 11S 5G / 11 SE
  • Redmi Note 11T Pro / 11T Pro+ / 11R
  • Redmi K50 Pro / K40S / K50 / K50i / K50i Pro /
  • Redmi K50 Ultra / K50 Gaming
  • Redmi 10 Prime+ 5G / Redmi 10 5G
  • Redmi 11 Prime / 5G
  • Redmi Note 12 / Pro / Pro+ / Pro Explorer
  • Redmi Note 12 Pro Speed / 12 Pro 4G / 125
  • Redmi Note 12 Turbo / 12R Pro / 12R / 12 5G
  • Redmi 12 / 12C
  • Redmi K60 / K60e / K60 Pro / K60 Ultra

Perangkat Poco yang akan diperbarui ke MIUI 15

  • POCO M6 Pro
  • POCO F5
  • POCO C55
  • POCO X5 5G / X5 Pro 5G
  • POCO F5 Pro
  • POCO M5 / M5s
  • POCO X4 GT
  • POCO F4 / GT
  • POCO M4 4G / 5G / Pro / Pro 5G
  • POCO X4 Pro 5G


Sebagian besar perangkat yang disebutkan dalam daftar sebelumnya hadir dengan MIUI 13. Seperti yang diklarifikasi oleh XiaomiUI, tiga pembaruan perangkat lunak signifikan direncanakan untuk perangkat ini.
Terlepas dari kenyataan bahwa informasi ini didasarkan pada data awal, dapat dikatakan bahwa pengguna model ponsel cerdas ini akan dapat sepenuhnya menghargai semua manfaat dari versi baru MIUI 15 berbasis Android 14. Pembaruan ini akan menghadirkan banyak hal baru. fitur, peningkatan antarmuka, dan juga meningkatkan kinerja perangkat.

Xiaomi MIUI 15 Berbasis Android 14
Xiaomi MIUI 15 Berbasis Android 14


Perangkat yang berpeluang menerima MIUI 15

  • Xiaomi Mi 10S
  • Redmi 10 Power
  • Redmi 10C
  • Redmi 10 India

Perangkat Xiaomi yang tidak akan menerima MIUI 15

  • Xiaomi Mi 10 Lite 5G/Youth
  • Xiaomi Mi 10T Lite
  • Xiaomi Mi 10i 5G
  • Xiaomi Mi 10
  • Xiaomi Mi 10 Pro
  • Xiaomi Mi 10 Ultra

Perangkat Redmi yang tidak akan menerima MIUI 15

  • Redmi K30
  • Redmi K30 5G
  • Redmi K30 Racing
  • Redmi K30i
  • Redmi K30S
  • Redmi K30 Pro
  • Redmi Note 9
  • Redmi Note 9 5G
  • Redmi Note 9T
  • Redmi Note 9 Pro
  • Redmi Note 9 Max
  • Redmi Note 9S
  • Redmi 10X/5G
  • Redmi 9 Redmi 9C
  • Redmi 9A Redmi 9 Prime
  • Redmi 9i
  • Redmi 9 Power
  • Redmi 9T
  • Redmi 10A
  • Redmi Note 10
  • Redmi Note 10 Lite
  • Redmi A1
  • Redmi A1+

Perangkat Poco yang tidak akan menerima MIUI 15

  • Poco F2 Pro
  • Poco M2
  • Poco M2 Pro
  • Poco M3
  • Poco X2
  • Poco X3
  • Poco X3 NFC
  • Poco C40
  • Poco C50

 

Perlu dicatat sekali lagi bahwa Xiaomim, Belum secara resmi mengkonfirmasi informasi ini. Keputusan untuk menyediakan pembaruan MIUI 15 ke perangkat tertentu bergantung pada berbagai faktor termasuk kemampuan perangkat keras, pertimbangan kinerja, dan permintaan pengguna. Rencana Xiaomi untuk meluncurkan perangkat dengan Android 12 pada tahun 2023 untuk menjalankan MIUI 15 berbasis Android 13 atau 14 masih belum jelas. Menjelang peluncuran MIUI 15, Xiaomi diperkirakan akan merilis pernyataan resmi mengenai kompatibilitas perangkat tersebut. Pengujian beta MIUI 15 diperkirakan akan dimulai pada November 2023.

Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan

Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan

اَلسَّــــلَامُـ عَلَيْكُمْـ وَرَحْمَةُاللّٰهِ وَبَرَكَاتُهْ

Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan, 𝐃𝐢 𝐳𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐉𝐚𝐡𝐢𝐥𝐥𝐢𝐲𝐚𝐡 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐥𝐚𝐡 𝐫𝐚𝐣𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐧𝐚𝐦𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐛𝐢𝐧 𝐌𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐝𝐢 𝐒𝐲𝐚𝐦, 𝐝𝐢𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐥𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐟𝐚𝐧𝐚𝐭𝐢𝐤 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐫𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢 𝐚𝐠𝐚𝐦𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐝𝐚𝐤𝐰𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰..
𝐒𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐀𝐛𝐮 𝐉𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐮𝐫𝐚𝐭𝐢 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐛𝐢𝐧 𝐌𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐢𝐡𝐚𝐥 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰.
𝐒𝐮𝐫𝐚𝐭 𝐢𝐭𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐚𝐬𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰, 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐬𝐮𝐫𝐚𝐭 𝐢𝐭𝐮 𝐈𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐧𝐣𝐮𝐧𝐠 𝐤𝐞 𝐌𝐞𝐤𝐚𝐡..
𝐏𝐚𝐝𝐚 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭𝐥𝐚𝐡 𝐈𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞 𝐌𝐞𝐤𝐚𝐡.
𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐝𝐢 𝐃𝐞𝐬𝐚 𝐀𝐛𝐭𝐚𝐡, 𝐝𝐞𝐤𝐚𝐭 𝐌𝐞𝐤𝐚𝐡, 𝐢𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐫𝐢𝐦 𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐀𝐛𝐮 𝐉𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐃𝐢𝐚 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐛𝐚 𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐚𝐭𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐌𝐞𝐤𝐚𝐡..
𝐌𝐚𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐭𝐥𝐚𝐡 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐀𝐛𝐮 𝐉𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐐𝐮𝐫𝐚𝐢𝐬𝐲.
“𝐒𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐚𝐩𝐚 𝐬𝐢𝐡 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐢𝐭𝐮……?”
𝐓𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐀𝐛𝐮 𝐉𝐚𝐡𝐚𝐥.
“𝐒𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐓𝐮𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐁𝐚𝐧𝐢 𝐇𝐚𝐚𝐬𝐲𝐢𝐦,” 𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛 𝐀𝐛𝐮 𝐉𝐚𝐡𝐚𝐥.
𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐁𝐚𝐧𝐢 𝐇𝐚𝐬𝐲𝐢𝐦..
“𝐃𝐢 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥𝐧𝐲𝐚, 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚, 𝐣𝐮𝐣𝐮𝐫, 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐢𝐤 𝐛𝐮𝐝𝐢.
𝐓𝐚𝐩𝐢, 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐮𝐬𝐢𝐚 𝟒𝟎 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧, 𝐈𝐚 𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐛𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐠𝐚𝐦𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮, 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐧𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐩𝐞𝐥𝐞𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧-𝐭𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐦𝐢.
𝐈𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐛𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐠𝐚𝐦𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐠𝐚𝐦𝐚 𝐰𝐚𝐫𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐧𝐞𝐧𝐞𝐤 𝐦𝐨𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐦𝐢,” 𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐁𝐚𝐧𝐢 𝐇𝐚𝐬𝐲𝐢𝐦.
𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐞𝐦𝐩𝐮𝐭 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰, 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐛𝐢𝐥𝐚 𝐈𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐚𝐮 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠.

Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan

Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan

𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐮𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐣𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐨𝐫𝐛𝐚𝐧 𝐡𝐢𝐭𝐚𝐦, 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐀𝐛𝐮 𝐁𝐚𝐤𝐚𝐫 𝐀𝐬 𝐒𝐢𝐝𝐝𝐢𝐪 𝐫𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐊𝐡𝐚𝐝𝐢𝐣𝐚𝐡 𝐫𝐚..
𝐒𝐞𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐊𝐡𝐚𝐝𝐢𝐣𝐚𝐡 𝐑𝐚, 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐢𝐬 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐤𝐡𝐚𝐰𝐚𝐭𝐢𝐫 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐦𝐢𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐞𝐦𝐢𝐤𝐢𝐚𝐧 𝐩𝐮𝐥𝐚 𝐀𝐛𝐮 𝐁𝐚𝐤𝐚𝐫 𝐫𝐚.
“𝐊𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭, 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐫𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐮𝐫𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 ﷻ ” 𝐊𝐚𝐭𝐚 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰..
𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐝𝐢 𝐃𝐞𝐬𝐚 𝐀𝐛𝐭𝐡𝐚𝐡, 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐝𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐭 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐦𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐬𝐢𝐥𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐤𝐮𝐫𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐞𝐦𝐚𝐬.
𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐝𝐢 𝐤𝐮𝐫𝐬𝐢 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐛𝐮𝐭, 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫𝐥𝐚𝐡 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐦𝐢𝐥𝐚𝐮 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐰𝐚𝐣𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐰𝐢𝐛𝐚𝐰𝐚, 𝐬𝐞𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐤𝐬𝐢𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐞𝐠𝐮𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐠𝐮𝐦
𝐌𝐚𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛:
“𝐖𝐚𝐡𝐚𝐢 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐚𝐛𝐢 𝐦𝐞𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐦𝐮𝐤𝐣𝐢𝐳𝐚𝐭, 𝐦𝐮𝐤𝐣𝐢𝐳𝐚𝐭 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐄𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐦𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢……………..?”
𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚:
“𝐌𝐮𝐤𝐣𝐢𝐳𝐚𝐭 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐡𝐞𝐧𝐝𝐚𝐤𝐢…………….?”
𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐛𝐢𝐧 𝐌𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐌𝐞𝐧𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛:
“𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐞𝐧𝐝𝐚𝐤𝐢 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐚𝐫 𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦𝐤𝐚𝐧, 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐧𝐜𝐮𝐥𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧.
𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧𝐦𝐮, 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐚 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠-𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐞 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐣𝐮𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐢𝐫𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐧𝐚𝐧..
𝐊𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢. 𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐬𝐮𝐫𝐮𝐡𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮𝐢 𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥.
𝐒𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐤𝐞 𝐭𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐥𝐚.
𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐚𝐤𝐮 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐤𝐮𝐢 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐛𝐢𝐚𝐧𝐦𝐮,”….
𝐌𝐞𝐧𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫 𝐢𝐭𝐮 𝐀𝐛𝐮 𝐉𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐠𝐞𝐦𝐛𝐢𝐫𝐚, 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚..
𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐠𝐚𝐬 𝐝𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛: “𝐀𝐤𝐮 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐡𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐓𝐮𝐚𝐧.”
𝐊𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐛𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐚𝐫𝐚𝐡 𝐆𝐮𝐧𝐮𝐧𝐠 𝐀𝐛𝐢 𝐐𝐮𝐛𝐚𝐢𝐬𝐲 𝐝𝐚𝐧 𝐬𝐡𝐚𝐥𝐚𝐭 𝐝𝐮𝐚 𝐫𝐚𝐤𝐚𝐚𝐭.
𝐔𝐬𝐚𝐢 𝐬𝐡𝐚𝐥𝐚𝐭, 𝐁𝐞𝐥𝐢𝐚𝐮 𝐒𝐚𝐰 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐨𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐧𝐠𝐚𝐝𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢-𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢, 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐭𝐞𝐫𝐩𝐞𝐧𝐮𝐡𝐢..
𝐒𝐞𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧𝐥𝐚𝐡 𝟏𝟐.𝟎𝟎𝟎 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐢𝐤𝐚𝐭.
𝐌𝐚𝐤𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐢𝐤𝐚𝐭:
“𝐖𝐚𝐡𝐚𝐢 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡, 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚𝐦𝐮..
𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐟𝐢𝐫𝐦𝐚𝐧: ‘𝐖𝐚𝐡𝐚𝐢 𝐤𝐞𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡-𝐊𝐮, 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐚𝐠𝐮. 𝐒𝐞𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐧𝐚𝐧𝐭𝐢𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐦𝐮. 𝐀𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐭𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧-𝐊𝐮 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐙𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐀𝐳𝐚𝐥𝐢.’
𝐓𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚𝐚𝐧 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐛𝐢𝐧 𝐌𝐚𝐥𝐢𝐤, 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐤𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐮𝐥𝐚𝐧𝐦𝐮. 𝐒𝐞𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐫𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐧𝐭𝐢 𝐬𝐢𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦..
𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐛𝐢𝐧 𝐌𝐚𝐥𝐢𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐜𝐚𝐜𝐚𝐭, 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐤𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐫𝐭𝐚 𝐛𝐮𝐭𝐚. 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 ﷻ 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐛𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐧𝐚𝐤 𝐢𝐭𝐮, 𝐬𝐞𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐢𝐚 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧, 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐛𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭.”
𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐠𝐞𝐠𝐚𝐬𝐥𝐚𝐡 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐮𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐟𝐢𝐫, 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐬 𝐜𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐧𝐚𝐛𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐭𝐮𝐥 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐰𝐚𝐣𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐤𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐚𝐫..
𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐢𝐭𝐮 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐣𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐧𝐣𝐚, 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐡𝐚𝐫𝐢 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐭𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐥𝐚𝐦, 𝐬𝐞𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐬𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐫𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠-𝐫𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠
𝐓𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐨𝐚 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭.
𝐌𝐚𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐢𝐭𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐧𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐝𝐞𝐫𝐚𝐧𝐠..
𝐈𝐋𝐔𝐒𝐓𝐑𝐀𝐒𝐈 𝐓𝐞𝐫𝐛𝐞𝐥𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐁𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐋𝐚𝐥𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐚 𝐣𝐚𝐫𝐢 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐬𝐲𝐚𝐫𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐠𝐚𝐫 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧 𝐤𝐞 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐧𝐲𝐚
𝐓𝐢𝐛𝐚-𝐭𝐢𝐛𝐚 𝐬𝐮𝐚𝐬𝐚𝐧𝐚 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐠𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚 𝐠𝐞𝐦𝐮𝐫𝐮𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐡𝐬𝐲𝐚𝐭.
𝐒𝐞𝐠𝐮𝐦𝐩𝐚𝐥 𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐢𝐫𝐢𝐧𝐠𝐢 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰..
𝐒𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐁𝐞𝐥𝐢𝐚𝐮 𝐫𝐨𝐬𝐮𝐥𝐚𝐥𝐥𝐨𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐝𝐮𝐚 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧, 𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐁𝐞𝐥𝐢𝐚𝐮 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐣𝐮 𝐤𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐫𝐢.
𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧, 𝐁𝐞𝐥𝐢𝐚𝐮 𝐫𝐨𝐬𝐮𝐥𝐚𝐥𝐥𝐨𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢..
𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐭𝐚𝐤𝐣𝐮𝐛 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠-𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐤𝐬𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐰 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐧𝐠𝐚𝐦 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐧𝐚𝐫 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐜𝐞𝐦𝐞𝐫𝐥𝐚𝐧𝐠.
𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐫𝐚:
“𝐀𝐬𝐲𝐡𝐚𝐝𝐮 𝐚𝐥𝐥𝐚 𝐢𝐥𝐚𝐡𝐚 𝐢𝐥𝐥𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡, 𝐰𝐚 𝐚𝐬𝐲𝐡𝐚𝐝𝐮 𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝𝐚𝐧 ‘𝐚𝐛𝐝𝐮𝐡𝐮 𝐰𝐚 𝐫𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐡.”
𝐌𝐞𝐧𝐲𝐚𝐤𝐬𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐚𝐣𝐚𝐢𝐛𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮, 𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐠𝐮𝐧𝐜𝐚𝐧𝐠.
𝐒𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡, 𝐢𝐧𝐢 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢, 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚…………!
𝐒𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐦𝐮𝐤𝐣𝐢𝐳𝐚𝐭 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐛𝐢𝐚𝐬𝐚 𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐬𝐚𝐤𝐬𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐛𝐢𝐧 𝐌𝐚𝐥𝐢𝐤.
𝐈𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐝𝐚𝐫𝐢, 𝐢𝐭𝐮 𝐭𝐚𝐤 𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐬𝐚, 𝐦𝐞𝐬𝐤𝐢 𝐢𝐚 𝐥𝐢𝐡𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐢𝐥𝐦𝐮 𝐬𝐢𝐡𝐢𝐫 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐩𝐮𝐧…..!
𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧, 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐛𝐞𝐤𝐮.
𝐌𝐚𝐤𝐚 𝐢𝐚 𝐩𝐮𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚, “𝐀𝐤𝐮 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚𝐢 𝐬𝐲𝐚𝐫𝐚𝐭 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐣𝐢𝐦𝐮.”
𝐁𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐜𝐚𝐩𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐑𝐚𝐬𝐮𝐥𝐮𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐨𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚𝐚𝐧,
“𝐄𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚𝐢 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐜𝐚𝐜𝐚𝐭, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧……………?
𝐒𝐞𝐤𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠, 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 ﷻ 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐛𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚.”
𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐣𝐮𝐭 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐚𝐤𝐢𝐭 𝐚𝐧𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐢𝐭𝐮 𝐥𝐮𝐦𝐩𝐮𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐜𝐮𝐚𝐥𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠-𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐬𝐭𝐚𝐧𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐞𝐤𝐚𝐭 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐣𝐚.
𝐌𝐞𝐧𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫 𝐢𝐭𝐮, 𝐛𝐞𝐭𝐚𝐩𝐚 𝐠𝐞𝐦𝐛𝐢𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛..
𝐒𝐩𝐨𝐧𝐭𝐚𝐧 𝐢𝐚 𝐩𝐮𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐞𝐫𝐮,
“𝐇𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐌𝐞𝐤𝐚𝐡………!
𝐊𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐤𝐚𝐟𝐢𝐫, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮 𝐝𝐢𝐫𝐚𝐠𝐮𝐤𝐚𝐧.
𝐊𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢𝐥𝐚𝐡, 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐤𝐬𝐢: 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐮𝐭𝐮 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐧𝐲𝐚;
𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐤𝐬𝐢 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐔𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐦𝐛𝐚-𝐍𝐲𝐚…!”
𝐌𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐀𝐛𝐮 𝐉𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐣𝐞𝐧𝐠𝐤𝐞𝐥 𝐝𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡, 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐞𝐦𝐨𝐬𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛:
“𝐖𝐚𝐡𝐚𝐢…! 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐭𝐮𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐢𝐡𝐢𝐫 𝐢𝐧𝐢, 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐤𝐬𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐢𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚……………?”
𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐫𝐚𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐦𝐚𝐬 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐩𝐮𝐥𝐚𝐧𝐠.
𝐒𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐝𝐢 𝐩𝐢𝐧𝐭𝐮 𝐠𝐞𝐫𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐢𝐬𝐭𝐚𝐧𝐚, 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚, 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐦𝐛𝐮𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐜𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐝𝐚𝐭.
𝐓𝐞𝐧𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐞𝐣𝐮𝐭.
“𝐖𝐚𝐡𝐚𝐢 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢𝐤𝐮, 𝐝𝐚𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢 𝐮𝐜𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮…………
?
𝐒𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚𝐫𝐢𝐦𝐮………….?”
“𝐀𝐤𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢 𝐝𝐢𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐢 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐞𝐥𝐚𝐤𝐢 𝐭𝐚𝐦𝐩𝐚𝐧 𝐫𝐮𝐩𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐚𝐲𝐚𝐡 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐥𝐮𝐤 𝐈𝐬𝐥𝐚𝐦.
𝐃𝐢𝐚 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐭𝐚, 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐦𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦𝐚𝐡, 𝐚𝐧𝐠𝐠𝐨𝐭𝐚 𝐭𝐮𝐛𝐮𝐡𝐤𝐮 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩. 𝐓𝐞𝐧𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐚𝐮, 𝐤𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐜𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐦𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐡𝐚𝐝𝐚𝐭,” 𝐣𝐚𝐰𝐚𝐛 𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐮𝐭𝐫𝐢.
𝐌𝐚𝐤𝐚 𝐬𝐞𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐚 𝐇𝐚𝐛𝐢𝐛 𝐩𝐮𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐮𝐣𝐮𝐝𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚 𝐬𝐲𝐮𝐤𝐮𝐫 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡 ﷻ
Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammad.
Wa’ala aali sayyidina Muhammad.

Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan

Asal Usul Julukan Sunan Kalijaga

Asal Usul Julukan Sunan Kalijaga, Sunan Kalijaga adalah julukan atau gelar bagi Raden Sai’d, salah satu anggota Walisongo yang cukup populer. Julukan tersebut tentu ada asal-usulnya. Namun asal-usul yang sebenarnya dari julukan tersebut bukan karena Sang Sunan menjaga tongkat yang ditancapkan Sunan Bonang di pinggir kali (sungai). Ada sumber sejarah lain yang lebih valid ketimbang kisah itu.


Kisah mengenai asal-usul julukan Sunan Kalijaga

yang timbul karena Raden Sai’d menjaga tongkat gurunya Sunan Bonang di pinggir sungai atau kali selama bertahun-tahun sebetulnya berasal dari babad tanah Jawi dan kisah rakyat yang dituturkan dari mulut ke mulut. Kisah tersebut memang hingga kini menjadi kisah yang banyak dibaca dan dipercayai orang. Kisah tetsebut sebetulnya jika dicermati secara mendalam terbilang sangat janggal.

Bukti lain yang memperkuat kisah versi Cirebon ini adalah julukan Wali 9 yang lain, sebagaimana diketahui Wali 9 dijuluki sesuai dengan tempat (Pusat) dakwahnya, seperti Sunan Ampel, Gersik, Giri, Bonang, Drajat, Gunung Jati, dll. Kata yang menyertai Sunan dari nama-nama julukan para Wali 9 adalah nama suatu tempat tertentu. Begitupun juga dengan Kalijaga, merupakan nama tempat/perkampungan yang dijadikan Raden Sai’d sebagai pusat dakwahnya.

454255585 1045228574272344 1072272863679950618 n 336x220 1
Asal-Usul Julukan Sunan Kalijaga


Kata Sunan berasal dari kata Sesuhunan, yang maksudnya orang yang dimintai tolong, atau orang yang diminati kebijaksanaannya, petuahnya dan lain sebagainya.
Kata Sunan lazim disandingkan dengan kata tempat atau daerah dimana yang di suhun atau tokoh yang dimintai pertolongannya, petuahnya, kebijaksanaanya bertempat. Dalam kaitannya dengan masalah ini maka tempat Raden Sai’d dalam berdakwah adalah di Desa Kalijaga.

Contoh bahasa kiasan


“Surga berada dibawah telapak Kaki Ibu”. Kalimat ini tentu bukan merupakan rangkian kalimat biasa, melainkan kalimat yang mengandung kiasan. Makna yang terkandung didalamnya bukan betul-betul surga itu ada direlapak kakinya seorang ibu. Melainkan apabila seseorang itu telah Islam dan berbakti pada orang tua/ibunya ia akan mendapatkan surga.
Penulis menduga, bahwa tongkat yang ditancapkan Sunan Bonang agar dijaga oleh Raden Sai’d maksudnya adalah amanat Sunan Bonang kepada Raden Sai’d.
Penyerahan tongkat bermaksud pemberian amanat dan tuntunan. Amanat itu adalah pemberian perintah agar Raden Sai’d Mencurahkan tenaganya untuk mendakwahkan Islam. Sementara Kali dan Jaga melambangkan bahwa tempat dakwah yang disetujui Sonan Bonang itu berada di Desa Kalijaga (Cirebon).
Kisah selanjutnya, Ketika Sunan Bonang mencabut kembali tongkat tersebut selepas beberapa lama, kemudian Raden Sai’d baru bisa meninggalkan Sungai (Kali) itu. Ini artinya amanat Sunan Bonang itu adalah amanat yang sementara, Sunan Bonang hanya memerintahkan Raden Said membantu Sunan Gunung Jati berdakwah di Pasundan dalam waktu yang sementara, jadi kalau dirasa Sunan Gunung Jati sudah dapat menangulangi penyebaran Islam di Pasundan, maka Sunan Kalijaga diperkenankan untuk kembali lagi lagi ke Demak.

Bertapa dipinngir Sungai dengan menjaga tongkat SUNAN BONANG

Penantian Raden Said di pinggir kali itulah yang menjadikannya disebut sebagai Kalijaga yang berarti menjaga kali (sungai).

Selama ini, kita mengenal julukan Kalijaga diberikan, karena Wali yg dikenal dg akulturasi budaya dalam dakwahnya ini, pernah menjaga tongkat amanat dari Sunan Bonang, selama bertahun-tahun di pinggir kali (sungai).

Namun, versi cerita tersebut dinilai kurang valid. Menurut situs historycirebon, ada versi lain yg lebih valid mengenai asal usul julukan Sunan Kalijaga.

Menurut Sejarah Cirebon yg juga dinilai selaras dg Babad Demak, julukan Kalijaga diberikan kepada Raden Said, karena selepas beliau berguru kepada Sunan Ampel dan Sunan Bonang, beliau ditugaskan untuk membantu dakwah Sunan Gunungjati di Pasundan.

Adapun pusat dakwah Raden Said sendiri, berada di Desa Kalijaga. Oleh karena itu, diberikan lah julukan Sunan Kalijaga kepada Raden Said. Keabsahan cerita ini juga diperkuat oleh fakta dari julukan Sunan dari Walisongo lainnya, yg juga sesuai dg nama tempat dakwahnya.

Asal Usul Julukan Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga sendiri merupakan bagian dari Walisongo, atau sebutan bagi sembilan Wali penyebar Agama Islam khsususnya di Tanah Jawa. Nama asli Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Nama lain dari Sunan Kalijaga, diantaranya Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, Raden Abdurrahman. Makam Sunan Kalijaga berada di Kadilangu, Demak. Dan hingga kini, makamnya banyak dikunjungi para peziarah dari berbagai wilayah.

Salah satu peninggalan Sunan Kalijaga yg masih bertahan sampai sekarang adalah Baju Surjan, yg jadi baju adat Jawa. Sayangnya, tidak sedikit muda-mudi sekarang yg malu memakainya. Namun, jangan khawatir, karena saat ini ada inovasi kekinian dari Surjan. Nih, ada rekomendasi Kemeja Lurik Motif Surjan Sunan Kalijaga Keren, Namun tetap Njawani.

Kisah Nabi Muhammad Membelah Bulan

Sejarah Pulau Jawa dan Pulau Sumatra

Sejarah Pulau Jawa dan Pulau Sumatra

Sejarah Pulau Jawa dan Pulau Sumatra

——

Sebelum Masehi:

10000 SM – Kebudayaan Gunung Padang muncul di Cianjur.

9500 SM – Kebudayaan Goa Pawon muncul di Bandung.

7500 SM – Kebudayaan Pangguyangan muncul di Sukabumi.

4000 SM – Tahap kedua kebudayaan Gunung Padang.

3000 SM – Kebudayaan Cibedug muncul di Lebak.

2000 SM – Tahap ketiga kebudayaan Gunung Padang.

1000 SM – Kebudayaan Cipari muncul di Kuningan.

800 SM – Kebudayaan Pasir Angin muncul di Bogor.

500 SM – Cipari ditinggalkan.

400 SM – Gunung Padang ditinggalkan. Kebudayaan Buni muncul di Bekasi. Pasir Angin berkembang menjadi peradaban kuno Caringin Kurung.

Abad 1-4:

100 M – Buni berkembang menjadi peradaban Sagara Pasir. Peradaban kuno Teluk Lada muncul di Pandeglang.

130 M – Dewawarman, seorang perantau dari Pallawa mendirikan kerajaan Salakanagara di Teluk Lada.

132 M – Berita Cina menyebutkan tentang keberadaan Salakanagara.

150 M – Ptolemeus dari Yunani menyebutkan negeri Argyre dalam salah satu peta dunianya, yang kemungkinan merujuk pada Salakanagara.

300 M – Serangkaian peradaban awal tumbuh di timur Salakanagara.

358 M – Jayasinghawarman dari Shalankayana mendirikan kerajaan Tarumanagara di Bekasi.

362 M – Salakanagara menjadi bawahan Tarumanagara.

363 M – Santanu dari Gangga mendirikan kerajaan Indraprahasta di Cirebon.

395 M – Purnawarman naik tahta menjadi raja Tarumanagara.

397 M – Ibukota Tarumanagara dipindahkan ke Sundapura.

399 M – Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.

Abad 5:

417 M – Prasasti Tugu.

434 M – Raja Purnawarman wafat. Wisnuwarman naik tahta menggantikan ayahnya.

437 M – Pemberontakan Cakrawarman.

456 M – Aji Saka, diperkirakan seorang perantau dari negeri Indo-Skithia (kerajaan Saka), tiba di Rembang dan mendirikan peradaban kuno Medang Kamulan. Ini menandai dimulainya peradaban di Bumi Jawa.

528 M – Tarumanagara mengirimkan utusan pertamanya ke negeri Cina (Dinasti Sui).

535 M – Suryawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia meninggalkan Sundapura dan mendirikan ibukota baru di timur. Sundapura lalu berkembang menjadi kerajaan bawahan bernama Sunda Sembawa.

536 M – Manikmaya mendirikan kerajaan Kendan di Nagreg, tanah yang dihadiahkan oleh Maharaja Tarumanagara kepadanya.

Abad 7:

612 M – Wretikandayun, putra Manikmaya mendirikan kerajaan Galuh.

628 M – Linggawarman menaiki tahta Tarumanagara. Ia menikahkan kedua putrinya masing-masing kepada Tarusbawa (penguasa Sunda) dan Dapunta Hyang (penguasa Sriwijaya).

632 M – Kerajaan Kalingga muncul di Jepara, diperkirakan didirikan oleh seorang perantau bernama Bhanu dari Kalinga di India timur.

648 M – Kartikeyasinga menjadi raja Kalingga.

664 M – Seorang biksu Tang bernama Huining mengunjungi kerajaan Kalingga untuk menemui resi Jhanabhadra.

669 M – Tarumanagara runtuh dan terpecah menjadi dua, Sunda dan Galuh.

671 M – Prabu Wiragati mendirikan kerajaan Saunggalah di Kuningan sebagai bawahan Galuh.

674 M – Maharani Shima naik tahta di Kalingga.

686 M – Sriwijaya menaklukkan pesisir Tatar Sunda. Tarusbawa mundur ke selatan dan memindahkan ibukota kerajaan ke pedalaman Pakuan Pajajaran (Bogor), sementara kota pelabuhan di Banten dan Jakarta diduduki oleh Sriwijaya.

695 M – Ratu Shima membagi kerajaannya menjadi dua: Kalingga Utara (Mataram) dan Kalingga Selatan (Sambara).

Abad 8:

702 M – Mandiminyak menaiki tahta Galuh.

709 M – Sena (Bratasena) menaiki tahta Galuh.

716 M – Kudeta di Galuh. Purbasora menggulingkan raja Sena dari tahtanya. Sena lolos dan meminta perlindungan kepada Tarusbawa di Pakuan.

721 M – Sanjaya, putra Sena dan cucu Shima menyerbu Galuh untuk membalaskan dendam ayahnya. Indraprahasta menjadi daerah pertama yang ia taklukkan.

722 M – Sanjaya menaklukkan Saunggalah (Kuningan).

723 M – Sanjaya menyerbu istana Galuh, menewaskan Purbasora. Ia kemudian menobatkan dirinya menjadi raja Galuh. Pada tahun yang sama, Tarusbawa menikahkan putrinya dengan Sanjaya. Sanjaya otomatis menjadi penguasa Sunda dan Galuh sekaligus, menyatukan kedua negeri tersebut.

732 M – Ratu Shima wafat. Sanjaya mendirikan kerajaan Mataram. Ia menunjuk Tamperan sebagai penguasa Sunda-Galuh, dan Demunawan sebagai penguasa Saunggalah.

739 M – Galuh memerdekakan diri dari Sunda setelah serangkaian peristiwa besar (kudeta, perang, dan perjanjian). Manarah menjadi penguasa Galuh dengan gelar Prabu Jayaprakosa sementara putra Tamperan, Banga menjadi raja Sunda. Keduanya kemudian menjadi bawahan Sriwijaya.

752 M – Sriwijaya menaklukkan Kalingga.

759 M – Raja Banga memerdekakan Sunda dari kekuasaan Galuh.

760 M – Panangkaran naik tahta menggantikan Sanjaya. Gajayana mendirikan kerajaan Kanjuruhan di Jawa Timur.

770 M – Dinasti Sailendra berkuasa di Mataram.

775 M – Dharanindra menaiki tahta Mataram. Sailendra menjadi penguasa di Sriwijaya. Candi Borobudur mulai dibangun.

778 M – Pembangunan Candi Kalasan dan Candi Sari.

782 M – Prasasti Kelurak.

787 M – Sailendra menyerang Champa di Vietnam Selatan dan Chenla di Kamboja

789 M – Gajayana wafat. Kanjuruhan bersatu dengan Mataram.

792 M – Samaratungga menaiki tahta Mataram. Kompleks percandian Candi Sewu selesai dibangun.

798 M – Prabu Jayaprakosa wafat.

Abad 9:

802 M – Penguasa Kamboja Jayawarman II memerdekakan diri dari kekuasaan Wangsa Sailendra dan mendirikan kerajaan Khmer.

819 M – Rakyan Wuwus naik tahta di Sunda bergelar Prabu Gajah Kulon. Ia menyatukan kembali kerajaan Sunda dan Galuh dalam satu pemerintahan.

825 M – Candi Borobudur selesai dibangun.

847 M – Wangsa Sailendra terusir dari Jawa. Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya menaiki tahta Mataram. Candi Prambanan dibangun.

856 M – Balaputradewa, seorang pangeran Sailendra dari Jawa menjadi Maharaja Sriwijaya. Dyah Lokapala (Kayuwangi) menaiki tahta Mataram.

880 M – Peristiwa Wuatan Tija.

882 M – Gunung Merapi meletus.

899 M – Dyah Balitung menaiki tahta Mataram.

900 M – Mataram menjalin hubungan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan Hindu di Filipina. Kebudayaan maju muncul di Blambangan.

Abad 10:

905 M – Mataram menaklukkan Bali.

924 M – Dyah Wawa naik tahta di Mataram.

927 M – Sriwijaya memulai invasi terhadap Mataram.

929 M – Perang Sriwijaya-Mataram usai. Sisa prajurit Mataram pimpinan Mpu Sindok dibantu oleh rakyat Nganjuk berhasil mengalahkan pasukan Sriwijaya di desa Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan kerajaan Medang dan Wangsa Isyana yang berpusat di Jawa Timur.

932 M – Prasasti Kebon Kopi II.

937 M – Prasasti Anjuk Ladang. Mpu Sindok mendirikan tugu di Nganjuk sebagai ungkapan kemenangan melawan pasukan Sriwijaya.

960 M – Gunung Merapi meletus.

985 M – Dharmawangsa Teguh menaiki tahta Medang.

986 M – Ketut Wijaya, seorang pangeran Mataram mendirikan kerajaan Wengker.

988 M – Medang menyerang kota Palembang di Sriwijaya.

990 M – Medang kembali menyerang Palembang dan berhasil mendudukinya.

992 M – Pasukan Sriwijaya merebut kembali kota Palembang.

996 M – Epos Mahabharata diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa Kuno untuk pertama kalinya.

997 M – Prasasti Hujung Langit. Medang menduduki Lampung.

Abad 11:

1016 M – Peristiwa Mahapralaya. Serangan Raja Wurawari dari negeri Lwaram (Ngloram) yang menewaskan Raja Dharmawangsa dan sebagian besar bangsawan Medang. Kerajaan Medang otomatis musnah.

1019 M – Airlangga mendirikan istana Watan Mas di Pasuruan.

1025 M – Invasi Kerajaan Chola terhadap Sriwijaya. Airlangga mulai memperluas wilayah kekuasaan negerinya.

1028 M – Rajendra Chola menunjuk Sri Dewa sebagai raja baru Sriwijaya dibawah Dinasti Chola.

1030 M – Airlangga menaklukkan Hasin, Wuratan, dan Lewa. Sri Jayabupati menaiki tahta Sunda. Ia memerdekakan kerajaannya dari jajahan Sriwijaya.

1031 M – Airlangga menaklukkan Wengker. Lewa memberontak, namun berhasil ditumpas.

1032 M – Ratu Tulodong penguasa Lodoyong menyerang Airlangga dan menghancurkan istana Watan Mas. Airlangga berhasil lolos dan membangun ibukota baru di Kahuripan. Ia kemudian menundukkan Lwaram, membalaskan dendam Dharmawangsa.

1035 M – Mpu Kanwa menggubah naskah Arjunawiwaha. Pemberontakan raja Wengker.

1036 M – Airlangga membangun Asrama Sri Wijaya.

1037 M – Pemberontakan Wengker berhasil ditumpas. Airlangga berhasil menaklukkan seluruh Bumi Jawa.

1042 M – Airlangga memindahkan ibukota ke Dahanapura (Daha). Ia kemudian membagi Kahuripan masing-masing kepada kedua putranya: Samarawijaya di Panjalu dan Garasakan di Janggala. Airlangga kemudian pergi menyepi. Lodoyong menjadi negara yang merdeka kembali.

1044 M – Perang saudara antara Janggala dan Panjalu.

1049 M – Airlangga wafat dalam pertapaannya.

1052 M – Panjalu menjadi bawahan Janggala.

1066 M – Sriwijaya merdeka dari Chola.

1088 M – Sriwijaya menjadi bawahan kerajaan Melayu Dharmasraya (Mauli).

1100 M – Janggala menaklukkan Madura.

Abad 12:

1104 M – Panjalu merdeka dari Janggala.

1116 M – Lodoyong menjadi bawahan Panjalu.

1135 M – Sri Jayabaya naik tahta di Panjalu. Ia berhasil menaklukkan Janggala. Panjalu berganti nama menjadi Kediri.

1157 M – Kakawin Bharatayudha ditulis, sebagai kiasan kemenangan Kediri atas Janggala.

1159 M – Prabu Jayabaya wafat. Terjadi perebutan tahta antara kedua putranya. Janggala mengambil kesempatan ini untuk memerdekakan diri.

1175 M – Darmasiksa naik tahta di Sunda. Putranya, Jayadarma menikah dengan putri Singhasari bernama Dyah Lembu Tal. Kelak keduanya memiliki putra bernama Wijaya, seorang tokoh besar dalam beberapa dekade ke depan.

1183 M – Dinasti Mauli berkuasa sepenuhnya di Sumatra, mengakhiri dominasi Sriwijaya.

1185 M – Janggala dan Kediri kembali bersatu, melalui jalur pernikahan.

1190 M – Kertajaya naik tahta di Kediri.

1193 M – Pasukan Janggala menyerbu Kediri dan berhasil menduduki kota dan istana Daha. Kertajaya terpaksa mengungsi dari istananya.

1194 M – Kertajaya memimpin pasukan Kediri menggempur dan menaklukkan Janggala.

Abad 13:

1205 M – Ken Arok menjadi penguasa Tumapel dan memerdekakan diri dari kekuasaan Kediri.

1221 M – Pertempuran Ganter. Prabu Kertajaya tewas di tangan Ken Arok.

1222 M – Kediri menjadi bawahan Tumapel. Ken Arok menjadi penguasa tertinggi di Bumi Jawa.

1227 M – Ken Arok tewas diracun oleh Anusapati, yang kemudian menggantikannya sebagai raja Tumapel.

1248 M – Wisnuwardhana menjadi raja Tumapel.

1250 M – Kediri disatukan kembali dengan Tumapel.

1252 M – Erupsi gunung Merapi.

1254 M – Tumapel berganti nama menjadi Singhasari.

1255 M – Prasasti Mula Malurung.

1257 M – Erupsi dahsyat gunung Samalas di pulau Lombok.

1258 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Samalas. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Gerhana Bulan total terjadi pada bulan Mei.

1263 M – Iklim Bumi kembali normal.

1268 M – Kertanegara menaiki tahta Singhasari.

1275 M – Singhasari memulai ekspedisi penaklukkan Tanah Melayu. Armada besar pimpinan Kebo Anabrang berangkat ke Sumatra.

1284 M – Pasukan Singhasari pimpinan Wijaya (menantu Kertanegara dan seorang pangeran Sunda) menundukkan Bali.

1286 M – Penaklukkan Melayu selesai. Kertanegara menghadiahkan arca Amoghapasa kepada penguasa Dharmasraya.

1289 M – Dinasti Yuan mengirim utusan yang meminta agar Singhasari tunduk pada kekuasaan Mongol. Kertanegara dengan tegas menolak dan memotong telinga sang utusan.

1292 M – Pemberontakan Jayakatwang. Kertanegara tewas di tangan Jayakatwang (adipati Kediri), menandai runtuhnya Singhasari dan kembali bangkitnya Kediri. Wijaya bersedia tunduk lalu mendirikan desa Majapahit sebagai bawahan Kediri. Di tahun yang sama, pasukan Mongol mendarat di pesisir utara Jawa timur dan menduduki kota-kota pelabuhan dari Tuban hingga Ujung Galuh (Surabaya).

1293 M – Aliansi Mongol-Majapahit menghancurkan kota Daha. Jayakatwang ditangkap dan menjadi tawanan Mongol. Wijaya kemudian mengusir pasukan Mongol saat mereka lengah dan mendirikan kerajaan Majapahit. Dalam perjalanan kembali ke Khanbaliq, pasukan Mongol membunuh Jayakatwang yang menjadi tawanan mereka.

1295 M – Ranggalawe, salah satu pendiri Majapahit yang menjabat sebagai adipati Tuban tewas dalam suatu konspirasi oleh Halayudha, seorang licik yang berambisi menjadi mahapatih Majapahit. Ia tewas di tangan Kebo Anabrang (mantan panglima ekspedisi Pamalayu), yang langsung dibunuh saat itu juga oleh Lembu Sora, paman Ranggalawe. Arya Wiraraja, penguasa Lumajang dan ayah Ranggalawe memerdekakan negerinya dari Majapahit.

Abad 14:

1300 M – Lembu Sora tewas di tangan mahapatih Nambi setelah keduanya diadu domba oleh Halayudha.

1309 M – Wijaya wafat. Sahabatnya, Nambi mengundurkan diri dari jabatan mahapatih Majapahit dan menjadi raja di Lumajang. Tahta diserahkan kepada Jayanagara, putra Wijaya dengan Dara Petak, seorang putri dari Dharmasraya.

1313 M – Gajah Mada menjadi kepala pasukan khusus Bhayangkara.

1316 M – Nambi, salah satu pendiri Majapahit tewas akibat difitnah oleh Halayudha dan Jayanagara. Lumajang dianeksasi oleh Majapahit. Halayudha diangkat sebagai mahapatih baru.

1319 M – Pemberontakan Dharmaputra Winehsuka pimpinan Ra Kuti. Trowulan berhasil diduduki, namun dapat direbut kembali oleh pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada yang kemudian menumpas para Dharmaputra. Jabatannya dinaikkan menjadi patih. Halayudha dihukum mati setelah segala fitnah yang ia perbuat di masa lalu terbongkar.

1321 M – Odorico da Pordenone dari Venesia mengunjungi Majapahit.

1325 M – Majapahit mengirim Adityawarman sebagai duta besar ke Khanbaliq untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Dinasti Yuan.

1328 M – Jayanagara dibunuh oleh Ra Tanca, anggota Dharmaputra terakhir yang masih hidup. Tanca kemudian langsung dibunuh oleh Gajah Mada saat itu juga. Tahta Majapahit diserahkan kepada Tribhuwanatunggadewi.

1329 M – Pemberontakan Keta.

1331 M – Pemberontakan Sadeng.

1332 M – Adityawarman kembali pergi ke Khanbaliq sebagai duta besar Majapahit.

1334 M – Hayam Wuruk lahir.

1336 M – Ratu Tribhuwana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih, yang kemudian mengucapkan Sumpah Palapa.

1337 M – Wang Dayuan, seorang pengelana Yuan-Mongol mengunjungi Majapahit dan melaporkan tentang adanya sisa-sisa pasukan Mongol yang menetap dan membentuk komunitas Muslim Hui di lembah Gelam, Sidoarjo.

1339 M – Majapahit menaklukkan negeri-negeri di Sumatra dan Malaya yang belum tunduk. Adityawarman diangkat sebagai gubernur Sumatra.

1343 M – Gajah Mada dan Adityawarman memimpin pasukan Majapahit menaklukkan Bali dan Lombok.

1350 M – Hayam Wuruk menaiki tahta Majapahit. Majapahit menguasai Bawean.

1357 M – Perang Bubat. Raja Sunda tewas dalam suatu kesalahpahaman oleh Gajah Mada. Hayam Wuruk yang kecewa kemudian mencabut jabatan sang mahapatih dan mengasingkannya ke Madakaripura. Majapahit menaklukkan Sumbawa.

1359 M – Gajah Mada diangkat kembali sebagai mahapatih, namun memerintah dari Madakaripura. Hayam Wuruk mengunjungi Malang.

1364 M – Gajah Mada wafat.

1365 M – Puncak kejayaan Majapahit di bawah pimpinan Prabu Hayam Wuruk. Kakawin Nagarakretagama selesai ditulis oleh Mpu Prapanca, yang menuliskan daftar wilayah kekuasaan Majapahit serta negara-negara sahabatnya.

1371 M – Prabu Niskala Wastukancana naik tahta di Sunda.

1376 M – Wijayarajasa mendirikan keraton Majapahit Timur (Blambangan), namun masih sebagai bawahan Majapahit pusat. Adityawarman wafat.

1377 M – Pemberontakan kerajaan-kerajaan di Sumatra: Pagaruyung, Palembang, dan Dharmasraya. Berhasil ditumpas oleh Majapahit, namun berakibat lepasnya Pagaruyung.

1382 M – Wastukancana membagi Tatar Sunda kepada kedua putranya. Sunda pun kembali terpecah menjadi Sunda dan Galuh.

1389 M – Hayam Wuruk wafat. Wikramawardhana naik tahta menggantikannya.

1398 M – Majapahit menaklukkan Tumasik.

Abad 15:

1404 M – Perang Paregreg, perang sipil Majapahit dimulai. Wirabhumi memerdekakan Majapahit Timur dari keraton Majapahit Barat pimpinan Wikramawardhana. Sunan Gresik mendirikan Walisongo, sebuah majelis dakwah Islam.

1405 M – Ekspedisi laut Dinasti Ming pimpinan Laksamana Cheng Ho mengunjungi kedua keraton Majapahit.

1406 M – Keraton Majapahit Timur diserbu dan diduduki. Seluruh penghuni keraton termasuk sejumlah besar utusan Tionghoa anggota ekspedisi Dinasti Ming tewas dalam serangan itu. Wirabhumi sendiri berhasil lolos namun kemudian dikejar dan dibunuh oleh Raden Gajah. Perang Paregreg pun berakhir.

1408 M – Armada Cheng Ho kembali mengunjungi Majapahit, kali ini untuk menagih hutang atas terbunuhnya utusan Ming saat Perang Paregreg.

1415 M – Kaisar Dinasti Ming mengakui kedaulatan Majapahit atas Palembang.

1419 M – Sunan Gresik wafat.

1427 M – Wikramawardhana wafat. Suhita naik tahta sebagai ratu Majapahit.

1430 M – Pangeran Walangsungsang alias Cakrabuana, putra sulung Siliwangi mendirikan kesultanan Cirebon sebagai bawahan Galuh.

1442 M – Raden Paku alias Sunan Giri lahir.

1448 M – Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati lahir.

1450 M – Raden Said alias Sunan Kalijaga lahir.

1475 M – Raden Patah mendirikan kesultanan Demak sebagai bawahan Majapahit.

1477 M – Semarang menjadi bawahan Demak.

1478 M – Kudeta di Trowulan. Raja Majapahit terakhir yang sah, Kertabhumi tewas terbunuh dalam serangan yang dilancarkan oleh Girindrawardhana dari Daha, keturunan Wirabhumi. Raden Patah, putra mahkota Majapahit yang sah memerdekakan Demak dan menyerbu Daha, namun menemui kegagalan.

1479 M – Syarif Hidayatullah alias Sunan Gunung Jati menggantikan kedudukan Cakrabuana sebagai penguasa Cirebon.

1482 M – Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi naik tahta di Sunda. Ia kembali menyatukan Sunda dan Galuh ke dalam satu pemerintahan, serta merebut Lampung dari Majapahit. Kerajaan Sunda kemudian berganti nama menjadi Pajajaran. Di tahun yang sama, Sunan Gunung Jati memproklamasikan kemerdekaan Cirebon dari Pajajaran.

1487 M – Raden Paku alias Sunan Giri mendirikan pesantren Giri Kedaton di Gresik, yang berkembang menjadi pusat pendidikan Islam dan negara-kota pelabuhan yang kaya.

Abad 16:

1506 M – Sunan Giri wafat.

1511 M – Demak melancarkan ekspansi ke wilayah sekitarnya. Sedayu, Tegal, dan Kudus berturut-turut jatuh ke dalam kekuasaannya. Di Malaya, Portugis menguasai Malaka. Kesultanan Malaka runtuh dan Portugis resmi menjadi pengendali Selat Malaka.

1513 M – Tome Pires, seorang pengelana Portugis mengunjungi pulau Jawa dan mencatatkan perjalanannya tersebut di dalam bukunya, Suma Oriental. Panglima Demak, Pati Unus mengirim ekspedisi militer ke Malaka, namun menemui kegagalan. Majapahit beraliansi dengan Klungkung dari Bali untuk menyerbu Demak, namun dapat dipukul mundur.

1515 M – Cirebon menjadi bawahan Demak.

1517 M – Majapahit menjalin hubungan diplomatik dengan Portugis.

1518 M – Raden Patah wafat. Pati Unus naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Ia kemudian memimpin penaklukkan Demak atas Jepara.

1521 M – Demak kembali menyerbu Malaka, namun kembali menemui kegagalan dan Pati Unus gugur. Trenggana naik tahta sebagai sultan Demak menggantikan kakaknya. Pada tahun yang sama, Prabu Siliwangi mengirim utusan ke Malaka Portugis untuk menjalin hubungan persahabatan. Tak lama kemudian, sang Prabu wafat. Tahta Pajajaran diserahkan kepada Surawisesa, putra sekaligus utusan yang sebelumnya ia kirim ke Malaka Portugis.

1522 M – Perjanjian Sunda Kalapa antara Pajajaran-Portugis. Surawisesa memperbolehkan Portugis membangun benteng di Sunda Kalapa dengan jaminan kerajaannya diberi bantuan militer.

1526 M – Kesultanan Cirebon dan Demak beraliansi untuk menggempur kerajaan Pajajaran. Sunan Gunung Jati mendirikan kesultanan Banten sebagai bawahan Cirebon.

1527 M – Majapahit runtuh. Demak menyerbu kota Tuban dan Daha, pertahanan terakhir kerajaan Majapahit pimpinan Girindrawardhana. Sang Prabu berhasil meloloskan diri ke Panarukan dan menjadi raja Blambangan. Demak juga menyerbu dan menduduki pesisir utara Pajajaran, termasuk Sunda Kalapa yang kemudian diganti namanya menjadi Jayakarta oleh Fatahillah, panglima militer Demak. Ratna Kencana, putri Sultan Trenggana mendirikan kerajaan Kalinyamat sebagai bawahan Demak.

1528 M – Perang Palimanan antara Cirebon dengan Galuh, kerajaan bawahan Pajajaran. Rajagaluh dianeksasi oleh Cirebon. Demak menundukkan Wirosari dan Wirasaba. Blambangan pimpinan Girindrawardhana mengirimkan utusan ke Malaka Portugis.

1529 M – Pangeran Cakrabuana wafat. Demak menundukkan kadipaten Purbaya dan Gegelang di Madiun.

1530 M – Demak menundukkan Medangkungan di Blora dan Jogorogo di Ngawi. Perang Palimanan berakhir dengan kekalahan Galuh dan dianeksasinya wilayah itu ke dalam kekuasaan Cirebon.

1531 M – Demak menundukkan Surabaya. Perjanjian damai antara Pajajaran dengan aliansi Cirebon-Demak.

1533 M – Prasasti Batutulis.

1535 M – Ratu Dewata menaiki tahta Pajajaran. Seorang raja yang menghabiskan sebagian besar waktunya hanya untuk bertapa dan menyepi.

1536 M – Toyib, seorang ulama Aceh tiba di Jepara untuk menyebarkan Islam. Ia kemudian menikah dengan Ratu Kalinyamat dan diberi gelar Sultan Hadlirin.

1541 M – Demak berturut-turut menundukkan Lamongan dan Blitar.

1543 M – Ratu Sakti naik tahta di Pajajaran menggantikan Ratu Dewata. Berbanding terbalik dengan ayahnya, Sakti adalah seorang raja yang lalim dan kejam.

1545 M – Sultan Trenggana menyerbu Blambangan dan berhasil merebut Pasuruan. Trenggana juga menaklukkan kerajaan Sengguruh di Malang.

1546 M – Trenggana wafat dalam pertempuran melawan Blambangan di Panarukan. Sunan Prawoto naik tahta sebagai sultan Demak menggantikannya. Kalinyamat melepaskan diri dari Demak setelah Sultan Hadlirin tewas terbunuh dalam suatu konspirasi oleh Prawoto dan Arya Penangsang. Ratna Kencana kembali menjadi Ratu Kalinyamat.

1548 M – Sunan Prapen ditunjuk menjadi pemimpin Giri Kedaton.

1549 M – Prawoto tewas di tangan Arya Penangsang, yang kemudian menggantikannya sebagai sultan Demak. Jaka Tingkir mendirikan kerajaan Pajang dan bergelar Hadiwijaya. Sunan Kudus mendirikan Masjid Menara Kudus.

1550 M – Sunan Kudus wafat. Ratu Kalinyamat bekerjasama dengan kesultanan Johor menggempur Malaka Portugis. Meski sempat menduduki sebagian besar kota Malaka, namun aliansi Johor-Kalinyamat ini akhirnya dapat dipukul mundur oleh pasukan Portugis.

1552 M – Sunan Gunung Jati mengangkat putranya, Maulana Hasanuddin menjadi sultan Banten. Banten pun merdeka dari Cirebon, lalu menundukkan Lampung.

1554 M – Arya Penangsang tewas di tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pemanahan yang memimpin pasukan pemberontak suruhan Hadiwijaya dari Pajang. Kesultanan Demak pun resmi runtuh. Pajang muncul sebagai penguasa baru di Jawa. Demak, Jepara, dan Jipang menjadi bawahan Pajang.

1556 M – Hadiwijaya menghadiahkan tanah Mataram kepada Ki Ageng Pemanahan atas jasanya mengalahkan Arya Penangsang. Sunan Kalijaga wafat.

1560 M – Portugal mendirikan pos dagang di Panarukan.

1567 M – Prabu Suryakancana naik tahta sebagai raja terakhir Pajajaran.

1568 M – Sunan Prapen mengadakan pertemuan antara Hadiwijaya dengan para penguasa di Jawa Timur pimpinan Panji Wiryakrama dari Surabaya. Seluruh Jawa Timur kecuali Blambangan dan Madura pun resmi bersatu dengan Pajang. Sunan Gunung Jati wafat. Fatahillah diangkat sebagai sultan Cirebon menggantikannya.

1570 M – Fatahillah wafat. Maulana Hasanuddin wafat. Maulana Yusuf diangkat menjadi Sultan Banten menggantikan ayahnya.

1574 M – Ratu Kalinyamat kembali mengirim armada perang untuk menyerbu Malaka Portugis. Kali ini bekerjasama dengan Aceh. Meski sempat membuat Portugis kewalahan, serangan ini juga gagal merebut Malaka.

1575 M – Ki Ageng Pemanahan wafat. Sutawijaya menggantikan ayahnya sebagai penguasa Mataram.

1576 M – Kesultanan Banten melancarkan agresi besar-besaran terhadap Pajajaran. Kota Pakuan dikuasai oleh pasukan Banten. Prabu Suryakancana dan keluarganya meloloskan diri ke pedalaman Pandeglang.

1579 M – Kerajaan Pajajaran runtuh setelah Pandeglang dikuasai sepenuhnya oleh kesultanan Banten. Prabu Suryakancana wafat dalam pertempuran. Banten pun menjadi penguasa tertinggi di Tatar Sunda. Prabu Geusan Ulun naik tahta di kerajaan Sumedang Larang dan memerdekakannya dari Cirebon. Ratu Kalinyamat wafat. Pangeran Arya Jepara, keponakan sang ratu sekaligus putra sultan Banten, diangkat sebagai penguasa Kalinyamat. Ia berhasil menanamkan kekuasaan di pulau Bawean.

1582 M – Hadiwijaya wafat. Daerah-daerah bawahan di Jawa Timur pimpinan Surabaya melepaskan diri dari kekuasaan Pajang.

1583 M – Arya Pangiri naik tahta sebagai sultan Pajang setelah menyingkirkan Pangeran Benawa.

1586 M – Benawa bersekutu dengan Sutawijaya untuk menggempur Pajang. Arya Pangiri dilengserkan dan Benawa menjadi sultan Pajang. Sutawijaya kemudian menyerbu Madiun untuk menundukkan Purbaya.

1587 M – Erupsi gunung Merapi.

1588 M – Sutawijaya memerdekakan Mataram dari Pajang. Ia menjadi penguasa bergelar Panembahan Senopati. Benawa wafat. Pajang pun bersatu dengan Mataram. Senopati kemudian menyerbu Surabaya yang tak ingin tunduk, sebelum didamaikan oleh Sunan Prapen.

1590 M – Perang Mataram-Purbaya berakhir dengan takluknya Purbaya. Mataram juga menaklukkan Madiun, kemudian menyerbu Jepara namun berhasil dipukul mundur oleh pasukan Kalinyamat.

1591 M – Perebutan tahta di Kediri.

1596 M – Bangsa Belanda untuk pertama kalinya tiba di Jawa. Mereka mendarat di Banten, namun masih sebatas berdagang. Benteng Kuta Raja Cirebon dibangun sebagai simbol persahabatan antara Cirebon dengan Mataram.

1599 M – Peristiwa Bedhahe Kalinyamat. Mataram melancarkan invasi besar-besaran terhadap Jepara dan berhasil menguasainya. Kerajaan Kalinyamat pun runtuh.

1600 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola. Berhasil ditumpas oleh putra mahkota Mataram, Raden Mas Jolang.

Abad 17:

1601 M – Panembahan Senopati wafat. Raden Mas Jolang naik tahta di Mataram menggantikan ayahnya dan bergelar Panembahan Hanyakrawati. Selat Muria diperkirakan lenyap akibat pendangkalan berkepanjangan. Pulau Muria pun bersatu dengan Jawa.

1602 M – Pemberontakan Demak pimpinan Pangeran Puger. Perang sipil Mataram-Demak dimulai. Belanda resmi membentuk VOC, sebuah kongsi dagang internasional. VOC kemudian mendirikan pos dagang pertamanya di Gresik dan Jaratan.

1603 M – VOC mendirikan pos dagang di Banten.

1605 M – Pangeran Puger ditangkap dan dibuang ke Kudus. Demak kembali menjadi bagian dari Mataram.

1607 M – Pemberontakan Ponorogo pimpinan Jayaraga, adik Hanyakrawati. Berhasil dipadamkan dan Jayaraga dibuang ke Nusakambangan.

1610 M – Mataram menyerbu Surabaya, namun mengalami kegagalan.

1611 M – VOC mendirikan pos dagang di Jayakarta.

1613 M – Mataram kembali menyerbu Surabaya, namun kembali gagal. Pos-pos VOC di Gresik dan Jaratan ikut terbakar. Sebagai permintaan maaf, Sultan Hanyakrawati mengizinkan VOC mendirikan pos dagang baru di Jepara. Hanyakrawati kemudian wafat dalam kecelakaan saat berburu kijang di hutan Krapyak. Raden Mas Rangsang naik tahta dan bergelar Panembahan Hanyakrakusuma.

1614 M – Mataram menaklukkan Malang dan Lumajang. VOC mengirim duta besar pertamanya ke Mataram untuk menjalin kerja sama namun ditolak oleh Hanyakrakusuma.

1615 M – Patih Mataram, Ki Juru Martani wafat. Kedudukannya digantikan oleh Tumenggung Singaranu. Mataram menaklukkan Wirasaba. Surabaya membalas dengan mengirim pasukan ke Wirasaba.

1616 M – Pasukan Mataram mengalahkan pasukan Surabaya di desa Siwalan. Mataram kemudian lanjut menaklukkan Lasem.

1617 M – Pemberontakan Pajang pimpinan Ki Tambakbaya. Berhasil dipadamkan dan Tambakbaya melarikan diri ke Surabaya. Mataram menaklukkan Pasuruan. Cirebon menjadi bawahan Mataram.

1618 M – Mataram menaklukkan Galuh.

1619 M – VOC menaklukkan kota Jayakarta dan mengganti namanya menjadi Batavia. Markas VOC yang semula di Ambon pun dipindah ke Batavia. Jan Pieterszoon Coen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. Pendudukan Belanda di pulau Jawa pun dimulai. Mataram menaklukkan Tuban.

1620 M – Invasi Mataram ke Surabaya dimulai. Pasukan Mataram membendung Sungai Mas untuk menghentikan suplai air. Mataram juga menggempur dan menaklukkan kerajaan Sumedang Larang.

1621 M – Mataram mulai menjalin hubungan diplomatik dengan VOC.

1622 M – Mataram menaklukkan kerajaan Sukadana di Kalimantan Barat.

1624 M – Mataram menaklukkan Madura. Hanyakrakusuma mendapatkan gelar baru, Sultan Agung.

1625 M – Surabaya dilanda bencana kelaparan akibat suplai pangan terputus oleh invasi Mataram. Jayalengkara akhirnya menyerah dan bersedia menjadikan Surabaya sebagai bagian dari Mataram.

1627 M – Pemberontakan Pati pimpinan Adipati Pragola, sepupu Sultan Agung. Berhasil ditumpas.

1628 M – Invasi Mataram ke Batavia dimulai. Pasukan Mataram berhasil menduduki sebuah benteng VOC, namun kemudian terpukul mundur akibat kekurangan perbekalan.

1629 M – Mataram kembali menyerbu Batavia, namun kembali mengalami kekalahan. Walaupun begitu, pasukan Mataram berhasil membendung dan mengotori Sungai Ciliwung yang mengakibatkan wabah kolera melanda Batavia. Gubernur Jenderal VOC pertama, JP Coen tewas menjadi korban wabah tersebut.

1630 M – Sultan Agung mengirim utusan ke Gresik agar Giri Kedaton bersedia menjadi bawahan Mataram, namun ditolak oleh Sunan Kawis Guwa, penguasanya saat itu. Akibatnya, Mataram menyerbu Giri Kedaton. Pertempuran besar terjadi hingga enam tahun berikutnya.

1631 M – Pemberontakan Sumedang.

1632 M – Cirebon yang setia pada Mataram berhasil memadamkan pemberontakan Sumedang.

1633 M – Mataram menyerang Blambangan. Sultan Agung menciptakan Tahun Jawa dan memberlakukannya pada negerinya.

1636 M – Perang Mataram-Giri Kedaton berakhir. Giri Kedaton takluk dan dianeksasi oleh Mataram. Di tahun yang sama, Mataram menundukkan kesultanan Palembang di Sumatra Selatan. Mataram akhirnya juga dapat menaklukkan Blambangan setelah berperang 3 tahun lamanya.

1641 M – Sultan Agung menggubah Serat Nitipraja.

1645 M – Sultan Agung wafat. Sebelumnya, ia memerintahkan pembangunan Imogiri sebagai pusat pemakaman keluarga bangsawan kesultanan Mataram. Raden Mas Sayidin naik tahta menggantikan ayahnya dan bergelar Sultan Amangkurat I.

1646 M – Mataram kembali menjalin hubungan dengan VOC.

1647 M – Ibukota Mataram dipindah ke Plered.

1649 M – Sultan Cirebon, Panembahan Girilaya diundang oleh Amangkurat I untuk mengunjungi Mataram. Sesampainya di sana, ia dan kedua putranya justru dilarang kembali ke Cirebon dan dipaksa untuk tinggal di Mataram. Pangeran Wangsakerta diangkat sebagai wali sultan karena ayahnya tak kunjung kembali.

1651 M – Sultan Ageng Tirtayasa naik tahta di Banten.

1652 M – Mataram menyerahkan wilayah Bekasi kepada VOC. Tawang Alun naik tahta di Blambangan.

1659 M – VOC menduduki Palembang. Kekuasaan Mataram di Sumatra pun lenyap. Blambangan bekerja sama dengan Bali untuk melepaskan diri dari Mataram. Pertempuran terjadi dan berakhir dengan dikuasainya ibukota Blambangan oleh pasukan Mataram. Sang Prabu Tawang Alun dan pengikutnya mundur ke Bali.

1661 M – Putra mahkota Mataram, Raden Mas Rahmat melancarkan aksi kudeta setelah terlibat perselisihan dengan sang ayah, namun mengalami kegagalan.

1674 M – Trunojoyo, seorang bangsawan Madura memerdekakan wilayah tersebut dari kekuasaan Mataram.

1676 M – Laskar Madura pimpinan Trunojoyo berturut-turut menduduki Lasem, Rembang, Demak, Semarang, dan Pekalongan. Tawang Alun memerdekakan Blambangan dari jajahan Mataram.

1677 M – Trunojoyo berturut-turut menduduki Tegal, Cirebon, dan Banyumas, hingga akhirnya berhasil menguasai dan menjarah ibukota Mataram. Amangkurat pun terpaksa meninggalkan keraton dan kemudian wafat dalam pelariannya di Tegalwangi. Mas Rahmat naik tahta sebagai sultan Mataram bergelar Amangkurat II. Ia mengadakan perjanjian dengan VOC di Jepara untuk mengalahkan Trunojoyo. Pangeran Wangsakerta mengadakan seminar sejarah Gotrasawala di Cirebon dengan para sejarawan dari beberapa negara di Nusantara saat itu. Cirebon kehilangan wilayah Rangkas Sumedang (Karawang-Purwakarta-Subang) yang direbut oleh Belanda.

1679 M – Pemberontakan Trunojoyo berhasil ditumpas oleh pasukan aliansi VOC-Mataram yang dibantu oleh armada Bugis pimpinan Arung Palakka. Ibukota Mataram berhasil direbut kembali. Namun sebagai imbalannya, Mataram harus menyerahkan pesisir utara Jawa kepada VOC. VOC pun mulai terlibat dalam suksesi pemerintahan di Mataram dan juga Madura. Sultan Ageng Tirtayasa membagi Cirebon menjadi dua untuk menghindari perpecahan keluarga, yaitu keraton Kasepuhan dan keraton Kanoman.

1680 M – Puncak kejayaan kesultanan Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa. Trunojoyo dihukum mati oleh Amangkurat II. VOC menyerbu dan menghancurkan Giri Kedaton, sekutu terakhir yang loyal terhadap Trunojoyo. Ibukota Mataram dipindah ke Kartasura.

1681 M – Cornelis Speelman ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal VOC. VOC mengadakan perjanjian monopoli dagang dengan Cirebon.

1682 M – Kapitan Francois Tack memimpin pasukan VOC melancarkan ekspedisi pelayaran ke Banten. VOC berhasil merebut dan memonopoli perdagangan lada di Banten dan mengusir bangsa Eropa lain yang telah lama berdagang di sana.

1683 M – Pasukan VOC menyerbu Banten dan berhasil menduduki istana Surosowan. Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Banten kemudian menjadi bawahan VOC.

1684 M – Speelman wafat di Batavia.

1686 M – Kapitan Francois Tack tewas di tangan Untung Surapati, seorang buronan VOC setelah berduel dengannya di Kartasura. Amangkurat II kemudian merestui Surapati untuk merebut Pasuruan. Setelah berhasil, ia pun diangkat menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.

1691 M – Prabu Tawang Alun wafat. VOC melaporkan pemandangan mencengangkan saat prosesi pembakaran jenazah sang Prabu, di mana sebanyak 271 dari total 400 istri Tawang Alun ikut membakar diri ke dalam kobaran api.

1697 M – Kerajaan Buleleng dari Bali menyerang dan berhasil menaklukkan Blambangan.

1698 M – Pangeran Wangsakerta dan para sejarawan di seminar Gotrasawala merampungkan penyusunan naskah Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara dan beberapa karya sejarah lainnya.

Abad 18:

1703 M – Amangkurat II wafat. Perebutan tahta antara Amangkurat III dengan Pangeran Puger.

1704 M – Perang Tahta Mataram Pertama dimulai. VOC mengangkat Pangeran Puger sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono I, sementara Amangkurat III diusir.

1705 M – Bersama Surapati, Amangkurat III mendirikan pemerintahan pengasingan di Pasuruan. VOC merebut Priangan Timur dan Cirebon.

1706 M – Pasuruan diserbu oleh VOC dan sekutunya. Surapati tewas setelah bentengnya diduduki oleh VOC. Amangkurat III melarikan diri.

1708 M – Amangkurat III ditangkap dan dibuang ke Sri Lanka oleh VOC.

1719 M – Perang Tahta Mataram Kedua dimulai. Pakubuwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV.

1740 M – Peristiwa Geger Pecinan. Tentara VOC melancarkan genosida terhadap etnis Tionghoa di Batavia. Tak kurang dari 10.000 orang yang tewas dalam pembantaian massal ini. Sisanya melarikan diri ke timur menyusuri pesisir utara Jawa. Dalam perjalanan, mereka menyerang sebuah pos VOC di Tangerang.

1741 M – Pelarian Tionghoa dari Batavia bekerja sama dengan prajurit Mataram menyerang dan menduduki pos-pos VOC berturut-turut di Lasem, Rembang, Juwana, Jepara, dan Semarang.

1743 M – VOC menduduki pulau Bawean.

1746 M – Mataram mengadakan perjanjian dengan VOC, hasilnya Pakubuwono II bersedia menyerahkan kembali Madura dan pesisir utara Jawa yang sebelumnya dikuasai aliansi Mataram-Tionghoa kepada VOC. Pangeran Mangkubumi melancarkan pemberontakan menuntut tahta Mataram. Perang Tahta Mataram Ketiga dimulai.

1749 M – VOC melantik Raden Mas Suryadi sebagai sultan Mataram bergelar Pakubuwono III. Patih Mataram, Raden Mas Said memberontak, ikut menuntut tahta Mataram.

1750 M – Raden Panji Margono bekerjasama dengan laskar Tionghoa dan laskar santri melancarkan pemberontakan terhadap VOC di Lasem. Dapat dipadamkan oleh VOC.

1754 M – Gubernur VOC atas wilayah Jawa Utara Hartingh mengadakan pertemuan tertutup dengan Pangeran Mangkubumi mengenai pembagian Mataram.

1755 M – Perjanjian Giyanti, mengakhiri Perang Tahta Mataram. Mataram secara resmi dibagi menjadi dua pemerintahan: Yogyakarta dan Surakarta. Mangkubumi diangkat sebagai penguasa Yogyakarta bergelar Sri Sultan Hamengkubuwono I, sementara Pakubuwono III menjadi penguasa Surakarta. Kedua negeri pecahan ini pun menjadi bawahan VOC.

1757 M – Perjanjian Salatiga. Raden Mas Said yang terdesak akhirnya menyerahkan diri. Ia kemudian diangkat sebagai penguasa di Mangkunegaran bergelar Mangkunegara I.

1767 M – VOC menyerbu Blambangan dan berhasil menduduki ibukotanya.

1771 M – Perang Puputan Bayu. Rakyat, prajurit, dan bangsawan Blambangan melakukan bela pati mempertahankan tanah air mereka dari rongrongan VOC. Diperkirakan lebih dari separuh populasi Blambangan musnah dalam pertempuran ini.

1772 M – Blambangan sepenuhnya ditaklukkan oleh VOC.

1788 M – Pakubuwono III wafat dan digantikan putranya yang bergelar Pakubuwono IV.

1800 M – VOC secara resmi dibubarkan. Belanda dikuasai oleh Kekaisaran Prancis pimpinan Napoleon Bonaparte. Koloni-koloni Belanda di luar Eropa pun secara tidak langsung jatuh ke tangan Prancis.

Abad 19:

1806 M – Kekaisaran Inggris menyerbu Hindia Belanda. Pertempuran besar terjadi di Laut Jawa antara armada Inggris melawan koalisi Belanda-Prancis.

1807 M – Pemerintah Belanda dibawah Prancis mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda.

1808 M – Daendels tiba di Hindia Belanda. Ia mendirikan pemerintahan langsung di Lampung, kemudian memulai pembangunan Jalan Raya Pos Jawa dari Anyer-Panarukan, yang kini menjadi Jalur Pantura. Keputusan ditentang oleh Sultan Banten. Akibatnya, Daendels menyerbu Banten dan menghancurkan istana Surosowan. Sang sultan kemudian diasingkan. Kesultanan Kacirebonan dibentuk sebagai pecahan dari Kanoman.

1809 M – Kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan) menjadi bawahan Belanda.

1810 M – Pemberontakan para bangsawan Yogyakarta pimpinan Raden Rangga melawan Belanda. Daendels bersama ribuan prajurit berangkat ke Yogyakarta, memaksa Hamengkubuwono II untuk mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya kepada Raden Mas Surojo, yang bergelar Hamengkubuwono III. Daendels mengibarkan bendera Prancis di Batavia.

1811 M – Daendels ditarik kembali ke Eropa untuk membantu Napoleon dalam ekspedisinya ke Moskow. Jan Willem Janssens diangkat sebagai Gubernur Jenderal yang baru. Inggris menyerbu Jawa dan berhasil menduduki Batavia. Janssens kemudian menyerah dan menandatangani Kapitulasi Tuntang di Salatiga dimana ia bersedia menyerahkan seluruh jajahan Hindia Belanda kepada Inggris. Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Gubernur Jenderal di Jawa. Pendudukan Inggris di Jawa pun resmi dimulai. Hamengkubuwono II kembali merebut gelarnya sebagai Sultan di Yogyakarta.

1812 M – Peristiwa Geger Spehi. Bekerjasama dengan Mangkunegaran, Raffles memimpin pasukan Inggris menyerbu dan menduduki keraton Yogyakarta. Hamengkubuwono II dilengserkan dan diasingkan ke Padang. Tahta Yogyakarta kembali diserahkan kepada Hamengkubuwono III. Natakusuma mendirikan Dinasti Pakualam.

1813 M – Kesultanan Banten dihapuskan oleh Raffles. Ia kemudian mendirikan pemerintahan langsung di sana.

1814 M – Ekspedisi Inggris melaporkan penemuan Candi Borobudur, Prambanan, dan reruntuhan kota Trowulan ke Eropa untuk pertama kalinya. Hamengkubuwono IV naik tahta menjadi Sultan Yogyakarta di usia 13 tahun. Pangeran Diponegoro ditunjuk sebagai wali sang Sultan yang tak lain adalah adiknya sendiri.

1815 M – Erupsi dahsyat Gunung Tambora di Sumbawa. Perang Napoleon berakhir. Inggris bersedia mengembalikan Hindia Belanda kepada pemerintah Belanda sebagai bagian dari persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Raffles menghapuskan kesultanan Kasepuhan dan Kanoman (termasuk Kacirebonan).

1816 M – Perubahan iklim akibat erupsi gunung Tambora. Sebagian besar Bumi mengalami musim dingin berkepanjangan. Penyerahan kekuasaan dari Inggris kepada Belanda. Belanda secara resmi kembali menjadi penguasa di Hindia Belanda. Raffles meninggalkan Jawa dan pindah ke Bengkulu.

1817 M – Raffles menyelesaikan penulisan buku ‘History of Java’, yang berisi tentang rangkuman penelitian kesejarahannya tentang Jawa.

1818 M – Belanda mengakhiri perdagangan budak di Jawa.

1824 M – Traktat London, pembagian wilayah kolonialisme antara Belanda dan Inggris di Nusantara.

1825 M – Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Kesultanan Yogyakarta menyatakan perang terhadap pemerintah Hindia Belanda.

1826 M – Perang gerilya merebak di seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebagai akibat dari menyebarnya gerakan anti-Belanda yang dipelopori oleh Diponegoro. Du Bus diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda, menggantikan Van der Capellen. Belanda membebaskan Hamengkubuwono II dari pembuangan dan mengangkatnya kembali menjadi Sultan Yogyakarta. Pasukan Belanda memukul mundur Diponegoro dan pengikutnya di Gowok. Raffles wafat.

1827 M – Puncak Perang Diponegoro.

1828 M – Kyai Maja, seorang abdi setia dan penasihat pribadi Diponegoro, ditangkap oleh Belanda di akhir sebuah pertempuran.

1829 M – Pangeran Mangkubumi dan Senapati Sentot Alibasyah, pendukung dan pengawal setia Diponegoro, menyerahkan diri kepada Belanda.

1830 M – Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda setelah tertipu bujukan untuk mengadakan diplomasi di Magelang. Ia dibuang ke Manado, lalu ke Makassar. Perang Diponegoro pun berakhir. Diperkirakan separuh lebih populasi Yogyakarta lenyap akibat perang ini. Wilayah kekuasaan Yogyakarta dan Surakarta menjadi semakin sempit. Johannes van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Ia mulai menerapkan sistem tanam paksa terhadap rakyat, lalu mendirikan KNIL sebagai kesatuan tentara resmi Hindia Belanda.

1846 M – Belanda menundukkan Buleleng di Bali, namun kembali lepas setelah pasukan KNIL mundur kembali ke Jawa.

1849 M – Belanda kembali menyerbu Bali, menghancurkan Buleleng serta menundukkan Jembrana dan Karangasem.

1855 M – Pangeran Diponegoro wafat dalam pembuangannya di Makassar.

1883 M – Erupsi dahsyat Gunung Krakatau di Selat Sunda.

1900 M – Belanda menundukkan Gianyar di Bali.

Abad 20:

1901 M – Sukarno lahir.

1902 M – Mohammad Hatta lahir.

1905 M – Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kelak berganti nama menjadi Sarekat Islam (SI).

1906 M – Belanda berturut-turut menundukkan Badung dan Tabanan di Bali.

1907 M – Belanda menundukkan Bangli di Bali.

1908 M – Era Kebangkitan Nasional dimulai dengan didirikannya organisasi Budi Utomo. Belanda menundukkan Klungkung di Bali. Seluruh pulau Bali pun sepenuhnya jatuh ke tangan Belanda.

1912 M – HOS Cokroaminoto menjadi pimpinan Sarekat Islam. Ia berhasil membujuk pemerintah Hindia Belanda untuk mengesahkan dan mengakui keberadaan SI.

1914 M – Perang Dunia I dimulai. Henk Sneevliet mendirikan ISDV yang kelak menjadi cikal bakal PKI.

1918 M – Perang Dunia I berakhir.

1926 M – Pemberontakan PKI di Banten, Batavia, dan Bandung. Berhasil dipadamkan oleh pasukan KNIL.

1928 M – Ikrar Sumpah Pemuda.

1939 M – Perang Dunia II dimulai.

1940 M – Pusat pemerintahan Belanda di Eropa jatuh ke tangan Jerman Nazi. Hindia Belanda mengumumkan keadaan siaga.

1941 M – Kekaisaran Jepang memulai penaklukkan Asia Timur Raya.

1942 M – Pasukan Jepang menyerbu dan menguasai seluruh Jawa dalam tempo yang singkat. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Pulau Jawa pun resmi menjadi bagian dari Kekaisaran Jepang. Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo dan laskar Hizbullah memimpin gerakan Islam radikal di Tasikmalaya.

1943 M – Pemerintah Jepang membentuk PUTERA dan menunjuk Sukarno sebagai ketuanya. Jepang kemudian juga mendirikan PETA. Di antara anggotanya adalah Sudirman dan Suharto.

1944 M – Pasukan Sekutu menyerbu Surabaya.

1945 M – Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, setelah serangkaian peristiwa besar yang mengakhiri pendudukan Jepang di Hindia Belanda. Pasukan Sekutu bersama Van Mook dan perwira NICA mendarat di Jakarta. Serangkaian perang besar berkobar di Semarang, Ambarawa, dan Surabaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

1946 M – Ibukota RI dipindah ke Yogyakarta setelah kondisi keamanan di Jakarta makin memburuk. Peristiwa Bandung Lautan Api. Konferensi Malino. Perjanjian Linggajati. Puputan Margarana. Belanda atas nama Gubernur Jenderal Van Mook mendirikan Negara Indonesia Timur lewat Konferensi Denpasar.

1947 M – Agresi militer Belanda I terhadap Jawa dan Sumatra. Suria Kartalegawa mendirikan negara Pasundan di bawah pengaruh Belanda.

1948 M – Pemberontakan PKI di Madiun pimpinan Musso. Berhasil ditumpas oleh TRI. Belanda mendirikan negara Madura dan negara Jawa Timur. Agresi militer Belanda II terhadap Jawa dan Sumatra. KNIL berhasil menduduki kota Yogyakarta dan menangkap para pemimpin RI.

1949 M – Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk negara Serikat setelah konferensi di Den Haag, serta serangkaian serangan umum di Yogyakarta dan Surakarta. SM Kartosuwiryo mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII alias DI/TII) di Jawa Barat.

1950 M – Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan. Amir Fatah menyatakan sebagian Jawa Tengah sebagai bagian dari DI/TII.

1954 M – Amir Fatah menyerahkan diri. Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah pun berakhir.

1955 M – Pemilihan Umum diadakan untuk pertama kali.

1957 M – Peristiwa Granat Cikini, percobaan pembunuhan Presiden Sukarno oleh aktivis DI/TII.

1960 M – Penembakan di Istana Presiden oleh seorang Letnan AU yang telah dipengaruhi Permesta.

1961 M – Operasi Trikora dimulai setelah dikumandangkan oleh Sukarno di Alun-alun Utara Yogyakarta untuk merebut Papua Barat dari Belanda.

1962 M – Kartosuwiryo ditangkap dan dihukum mati, mengakhiri pemberontakan DI/TII di Jawa Barat.

1963 M – Konfrontasi Indonesia-Malaysia dimulai. Papua Barat berintegrasi dengan RI.

1965 M – Tragedi nasional G30S di Jakarta dan Yogyakarta, menyebabkan terbunuhnya 9 orang petinggi TNI-AD.

1966 M – Pembantaian massal terhadap ribuan tertuduh komunis di seluruh Indonesia oleh Suharto dan TNI-AD. Diperkirakan 70 ribu-1 juta orang tewas dalam genosida ini. Penyerahan Supersemar dari Suharto kepada Sukarno. Konfrontasi Indonesia-Malaysia resmi berakhir. Kedua negara mulai memperbaiki hubungan. Indonesia kembali menjadi anggota PBB.

1967 M – Sukarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Suharto.

1968 M – Era Orde Baru resmi dimulai dengan dilantiknya Suharto sebagai Presiden RI kedua.

1970 M – Sukarno wafat di usia 69 tahun. Pemerintah menetapkan masa berkabung selama 7 hari.

1982 M – Petrus, serangkaian operasi rahasia oleh pemerintahan Suharto berupa penangkapan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu keamanan di pulau Jawa. Berlangsung hingga 2 tahun berikutnya.

1984 M – Kerusuhan Tanjung Priok di Jakarta.

1996 M – Peristiwa 27 Juli alias Kudatuli di Jakarta.

1997 M – Krisis finansial melanda Asia, melumpuhkan perekonomian dan keuangan di sebagian besar Asia Timur. Indonesia menjadi salah satu negara yang mengalami pukulan berat, bersama dengan Thailand dan Korea Selatan.

1998 M – Suharto resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden setelah serangkaian kerusuhan di Jawa. Bacharuddin Jusuf Habibie dilantik sebagai Presiden RI ketiga. Orde Baru pun berakhir dan Era Reformasi resmi dimulai.

1999 M – Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI keempat menggantikan Habibie.

Abad 21:

2001 M – Megawati Sukarnoputri dilantik sebagai Presiden RI kelima menggantikan Gus Dur.

2004 M – Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla menjadi pasangan pemimpin RI pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat.

2008 M – Suharto wafat di usia 86 tahun.

2009 M – SBY kembali memenangi Pilpres dan menjadi Presiden RI bersama Budiono sebagai Wapres yang baru. Gus Dur wafat di usia 69 tahun.

2010 M – Erupsi Gunung Merapi.

2014 M – Joko Widodo dan Jusuf Kalla dilantik sebagai Presiden dan Wapres Indonesia menggantikan SBY-Budiono. Erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur.

——

Sumber Informasi:

– Babad Raja Blambangan

– Babad Tanah Jawi

– Babad Tanah Sunda

– Berbagai Situs dan Blog Pecinta Sejarah

– Buku Sejarah Indonesia

– Carita Parahiyangan

– Carita Purwaka Caruban Nagari

– Ekspedisi Bengawan Solo

– Daoyi Zhilüe

– History of Java

– Kidung Harsawijaya

– Kidung Panji Wijayakrama

– Kidung Sorandaka

– Kidung Sunda

– Nagarakretagama

– Naskah Perjalanan Bujangga Manik

– Naskah Wangsakerta

– Notes on the Malay Archipelago and Malacca

– Nusa Jawa Silang Budaya

– Pararaton

– Prasasti-prasasti

– Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara

– Rapporten van de Oudheidkundige Dienst

– Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara

– Sejarah Raja-Raja Jawa

– Serat Banten

– Serat Kanda

– Suma Oriental

– The Chinese in Southeast Asia

– The Indianized States of South East Asia

– Wikipedia

– Yingyai Shenglan

– Yuan Shi

– Zhu Fan Zhi

Fenomena Alam Ini Penyebab Pulau Jawa dan Sumatera Terbelah

Pulau Jawa dan Sumatera memiliki sejarah yang menarik tentang bagaimana mereka dulunya menyatu, sebelum terjadi fenomena alam sangat dahsyat yang membuat kedua pulau terpisah.

Berbagai pendapat mencoba menguak dibalik tabir terpisahnya dua pulau tersebut. Dari pendapat-pendapat tersebut, keseluruhan sepakat bahwa pemisahan itu disebabkan fenomena alam yang sangat dahsyat.

Benarkah pulau Jawa dan Sumatera dahulu bersatu. Para ahli sepakat bahwa Pulau Jawa dan Sumatera dulunya memang menyatu, bahkan dengan Kalimantan, sebelum terbelah dan membentuk dataran yang disebut Sunda Besar.

Pemisahan Jawa dan Sumatera sendiri diyakini disebabkan oleh gerakan lempeng Bumi. Meskipun ada pendapat yang menyebut letusan Gunung Krakatau sebagai penyebab pemisahan ini, para ahli lebih meyakini faktor tektonik.

Pustaka Raja Purwa, yang ditulis pujangga Jawa Ronggowarsito pada tahun 1869, mencatat bahwa letusan Gunung Kapi (yang kemudian diidentifikasi sebagai Gunung Krakatau) menjadi penyebab pemisahan Pulau Jawa dan Sumatera.